Setelah kasus kekerasan para pelajar SD yang terekam kamera di Padang,
Sumatera Barat, kekerasan terhadap siswa SD lainnya juga terungkap di
Medan. Salah seorang siswi SD Negeri Percobaan mengaku dianiaya lima
siswi lain di sekolah mereka.
Dugaan penganiayaan ini terjadi di
SD Negeri Percobaan yang berada di Jalan Sei Petani, Medan. Korbannya
berinisial NA (10), siswi kelas 4. Lima pelakunya juga teman sekelasnya,
dua di antaranya merupakan pelaku utama, yaitu T dan I.
Penganiayaan
terungkap setelah korban NA menceritakan kejadian yang dialaminya. Dia
mengaku disekap di kamar mandi di sebelah ruang guru pada jam istirahat
pertama.
Saat disekap, tiga siswi lain berjaga di luar. Sementara
itu di dalam kamar mandi, dua siswi berinisial T dan I menganiaya NA.
Seorang di antara mereka membuka rok dan celana dalam korban, sedangkan
seorang lagi menusuk kemaluan dan anus korban dengan gagang brush kamar
mandi.
Bukan hanya sekali. Penganiayaan itu diulangi pelaku
hingga 3 hari berturut-turut, yaitu pada 29 dan 30 September, serta 1
Oktober lalu.
Semula NA tidak mau menceritakan kejadian ini
karena takut pelaku mengulangi penganiayaan ini. Namun, setelah didesak
orangtuanya, bocah ini memaparkan semuanya.
Mendengar pengaduan
NA, orangtuanya langsung memeriksakan bocah itu ke dokter. "Pihak dokter
menyatakan bahwa pada bagian anus anak saya telah ada luka robek,
sedangkan selaput daranya masih baik. Anak saya masih belum mau sekolah
karena trauma," kata SA, ibu NA.
Akibat penganiayaan itu, SA
mendatangi SD Negeri Percobaan, Jalan Sei Petani, Selasa (14/10). Dia
menuntut agar para pelaku ditindak tegas.
Bukan hanya SA, puluhan
orangtua siswa lainnya juga turut mendatangi sekolah. Mereka mengaku
khawatir anaknya turut menjadi korban kekerasan yang dilakukan pelaku.
Para
orangtua ini mendesak pihak sekolah agar menskorsing para pelaku
penganiayaan yang diduga telah berulang kali melakukan perbuatannya.
Terlebih mereka juga diketahui kerap mengintimidasi teman-temannya.
Dalam
pertemuan yang digelar dengan pihak sekolah, para orang tua siswa
bersikeras agar pelaku yang masih aktif bersekolah segera ditindak
tegas. Kasus ini pun harus diselesaikan agar penganiayaan serupa tidak
terulang.
Sementara itu, pihak sekolah belum bisa mengambil
keputusan. Mereka tidak berani memberi sanksi kepada para siswi yang
dituduh, sebelum ada keputusan hukum. "Kami juga masih harus
berkoordinasi dengan pihak Dinas Pendidikan," kata Elly Zarahmi
Simatupang, Kepala SD Negeri Percobaan./ Tribun News.com
Memuat...