WANITA hamil mungkin menganggap mengidam
adalah kondisi alami dan mereka bebas makan apa saja yang diinginkan
tanpa merasa bersalah. Para peneliti mengatakan, tidak ada alasan
biologis di balik mengidam.
Namun, wanita hamil sebaliknya mempercayai bahwa fase mengidam harus dilalui dan dilakukan. Ilmu tidak pernah mampu menjelaskan ngidam selama kehamilan. Dari sini, para peneliti di SUNY College di negara bagian New York mencoba untuk mencari tahu.
Psikolog Natalia Orloff mengatakan sebelumnya ia pernah menemukan wanita yang ngidam
kafein dalam cokelat tanpa pengawasan. Ia menolak gagasan bahwa
perempuan makan makanan tertentu, karena adanya dorongan untuk
mendapatkan nutrisi tertentu.
Orloff juga menepis kepercayaan 'makan untuk dua orang', karena ngidam
mulai pada trimester pertama yang jauh sebelum janin bertumbuh,
tulisnya dalam makalah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Psychology.
“Kebingungan antara keinginan makan dan penolakan, seperti ketika
wanita hamil ingin mengonsumsi makanan yang tidak sebaiknya dimakan,
belakangan diduga menjadi penyebab keinginan mengidam menjadi lebih
besar,” tutur Orloff, seperti dikutip Dailymail.
Bukti menunjukkan bahwa usaha untuk menghindari makanan yang menimbulkan
perasaan bertentangan mungkin memiliki efek paradoks meningkatkan
kemungkinan mengidam dan ini menyebabkan semacam lingkaran setan, imbuh
Orloff.
Pada abad pertengahan, dokter dan filsuf Maimonides mengatakan, mengidam adalah hasil dari ketidakseimbangan dalam tubuh atau karena seorang wanita memiliki 'cairan buruk' di dalam tubuhnya.
Baru-baru ini penelitian menunjukkan bahwa, mengidam yang dialami
hampir oleh 90 persen wanita hamil dapat terjadi, karena adanya
peningkatan kadar hormon tertentu. Perubahan di otak selama kehamilan
juga dapat mempengaruhi rasa dan penciuman, sehingga mendorong perempuan
untuk makan makanan tertentu.
(ren) / OKE ZONE
Memuat...